Jumat, 03 Mei 2013

MANGKOKAN (Nothopanax scutellarium Merr.)




Nama Lokal :
Mamanukan (Sunda); godong mangkokan (Jawa); daun koin, daun papeda (Ambon); daun koin, daun mangkok, memangkokan, daun papeda, memangkokan, pohon mangkok (Sumatera); daun mangkok (Menado); mangko-mangko (Makasar); goma matari, sawoko (Halmahera); rau paroro (Ternate).
Uraian :
Tumbuhan ini sering ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman pagar dan dapat ditemukan tumbuh liar di ladang dan tepi sungai. Mangkokan jarang atau tidak pernah berbunga, menyukai tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, dan dapat tumbuh pada ketinggian 1-200 meter dpl. Perdu tahunan, tumbuh tegak, tinggi 1-3 meter. Batang berkayu, bercabang, bentuknya bulat, panjang dan lurus. Daun tunggal, bertangkai, agak tebal, bentuknya bulat berlekuk seperti mangkok, pangkal berbentuk jantung, tepi bergerigi, diameter 6-12 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua. Bunga majemuk, bentuk payung, warnanya hijau. Buahnya buni, pipih, hijau. Biji kecil, keras, dan berwarna coklat. Zaman dahulu, dalam keadaan darurat daunnya digunakan sebagai piring atau mangkok untuk makan bubur sagu sehingga dinamakan daun mangkok. Daun muda dapat dimakan sebagai lalap, urapan mentah, atau direbus dan dibuat sayur. Daunnya juga dapat dimanfaatkan untuk makanan ternak. Perbanyakan dengan stek batang.
Khasiat untuk kesehatan untuk mengobati sakit :
Akar dan daun mangkokan berkhasiat untuk mengatasi radang payudara, pembengkakan dan melancarkan pengeluaran ASI, rambut rontok, sukar kencing, bau badan, dan luka.
Komposisi :
Batang dan daun mengandung kalsium-oksalat, perosidase, arnygdalin, fosfor, besi, protein, serta vitamin A, B1, dan C.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar